Metode Role-Playing Untuk Tingkatkan Keaktifan Siswa
Senantiasa berinovasi untuk kemajuan pendidikan dan tumbuh kembang anak merupakan semangat Sekolah Kristen Gloria yang salah satunya tertuang dalam TK Kristen Gloria 2.
“Siapa mau jadi Daniel?”
“Saya…. Saya….”
Teriakan penuh semangat siswa – siswi TK sembari mengacungkan tangan saat Ibu Wenny Metania, guru cerita Alkitab akan memulai role-playing. Siswa dengan semangat berlari untuk mengenakan kostum peran mereka. Role-playing merupakan metode pembelajaran yang diterapkan TK Kristen Gloria 2 untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Metode ini berangkat dari sebuah penelitian tindakan kelas (PTK) oleh Ibu Wenny Metania yang diawali dari kebosanan siswa terhadap kisah Alkitab yang sudah seringkali mereka dengar di sekolah minggu.
“Metode role-playing dikemas untuk siswa yang cenderung masih malu-malu dan kurang aktif. Patokannya, apabila 75 persen dari siswa aktif berpartisipasi, maka metode ini dapat dikatakan berhasil,” ungkap Ibu Wenny Metania, guru cerita Alkitab sekaligus Waka Kurikulum TK Kristen Gloria 2. Penilaian keaktifan siswa tidak hanya dilihat dari siswa yang ikut berperan dalam role-playing, melainkan juga siswa yang duduk sebagai penonton.
“Siapa bisa jawab, apa makanan yang hanya mau dimakan Daniel?”
“Saya, Miss… Saya, Miss…,” suara beberapa siswa sembari melompat dari kursi dan mengacungkan tangan.
Suasana kelas menjadi riuh dipenuhi kegirangan siswa TK-B. Antusiasme siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan setelah role-playing menjadi alat ukur penilaian. Dengan begitu pemahamanan dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran dapat terlihat.
“Penerapan metode role-playing ini saya coba teliti saat semester ganjil, rupanya berhasil. Siswa sangat antusias dalam terlibat berperan maupun menjawab pertanyaan,” tambah Ibu Wenny Metania.
“Metode role-playing ini dapat diterapkan di mata pelajaran lainnya, tinggal dari guru yang akan menimbang metode yang paling cocok untuk diterapkan di kelas mata pelajarannya, apakah role-playing atau eksperimen,” tutur Ibu Lifen, Kepala KB-TK Kristen Gloria 2.
Melalui metode role-playing selain dapat meningkatkan keaktifan siswa di kelas, siswa juga merasakan dan terlibat langsung, sehingga pembelajaran yang diberikan dapat lebih mudah dipahami.