Setiap anak memiliki bakat/talenta yang berbeda-berbeda. Dalam proses tumbuh kembang anak, orang tua memegang peranan penting untuk membantu anak menemukan (mengenali) kemampuan/talenta yang telah dikaruniakan Tuhan kepada mereka secara istimewa. Namun, sebenarnya apa itu talenta ? Darimanakah asalnya dan untuk apa talenta itu ada ? (Matius 25 : 14-30).
T : TUHAN ALLAH. Berbicara tentang talenta harus dimulai dari TUHAN, DIA-lah Sang Pemberi Talenta itu.
A : ASET. Talenta adalah setiap aset (segala hal yang berharga) yang dikaruniakan ALLAH bagi kita (Baik yang berwujud = benda/harta/dll, maupun yang tak berwujud = bakat/potensi/dll)
L : LOYALITAS. TUHAN ALLAH menghendaki setiap talenta dikerjakan dengan kesetiaan dan kepatuhan
E : EKSPLORASI. Efektifitas talenta membutuhkan semangat untuk melakukan eksplorasi dimana kita menggali dan mengembangkan setiap aset yang dikaruniakan TUHAN
N : NIAT. Talenta harus dijalankan dengan niat yang tinggi, dimana ditujukan hanya untuk memuliakan TUHAN ALLAH.
T : TANGGUNG JAWAB. Tanggung jawab kita bukan untuk mempersoalkan besar kecilnya talenta tetapi untuk menggunakannya secara lurus, serius, dan tulus.
A : AMANAT AGUNG. Ingatlah bahwa muara dari semua talenta yang dipercayakan TUHAN kepada kita adalah untuk menggenapkan Amanat Agung-Nya bagi dunia ini.
Tugas orang tua adalah menemukan dan mengembangkan bakat/talenta yang dimilki setiap anak. Bagaimana orang tua mengenali bakat/talenta pada anak ? Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua dalam menggali dan mengasah talenta anak oleh Ms. Ribka Feriyana :
- Langkah 1 : Berlandaskan “rasa percaya dan syukur” bahwa talenta itu sumbernya dari TUHAN, maka “berdoalah bersama anak-anak untuk memohon kepekaan” mengenali talenta yang dianugerahkan Tuhan atas mereka (Matius 25:14-15)
- Langkah 2 : Berikan “stimulus (rangsangan)” kepada anak melalui berbagai dukungan, misalnya dengan mengikuti berbagai macam kegiatan, baik di rumah, di sekolah ataupun lingkungan yang menambah wawasan anak dan memungkinkan untuk mengembangkan hobi atau bakat mereka (Matius 25: 16-17)
- Langkah 3 : Lakukan “observasi” tingkah laku anak untuk mengamati respon, apakah anak “berminat atau tidak” terhadap kegiatan yang di berikan . Waspadai sikap “malas” anak. Jangan sampai kemalasan menjadi alasan “ketidakminatan” anak (Matius 25:18)
- Langkah 4 : Arahkan anak untuk fokus “bereksplorasi” dalam mengoptimalkan berbagai potensi. Bimbing anak untuk menggunakan ajang kompetisi sebagai sarana mengembangkan kompetensi (Matius 25:24-25)
- Langkah 5 : Ajar dan ajak anak untuk selalu “memurnikan motivasi” terkait talenta mereka, yaitu dengan cara : mengembalikan semua bentuk talenta untuk kemuliaan Tuhan dan menggunakannya untuk memberkati sesama (Matius 25:26-27)
“Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya”
(Matius 25 : 29)