Peringatan Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan menjadi momentum yang tepat untuk kembali merefleksikan dan menggugah semangat berkarya. Terlahir dengan keterbatasan tidak menghalangi Stephanie Handojo mengukir prestasi hingga mancanegara. Demikian juga Raynaldo Ginting yang memiliki semangat untuk mencerdaskan anak-anak di kawasan pedalaman Borneo, melalui organisasi Love Borneo. Dua pemuda inspiratif tersebut hadir dalam Talkshow yang diadakan SMP Kristen Gloria 2 dengan tema Potret Sang Pahlawan.
Stephanie Handojo menjadi sosok pertama yang berbagi pengalaman. Stephanie menceritakan bagaimana ia mampu menjadi atlet down syndrome yang mengukir sejuta prestasi. Mulai dari Medali Emas dalam Special Olympic National Games Indonesia, Singapura, hingga Medali Emas Special Olympic World Games Athena. Tidak hanya prestasi dalam bidang renang, Stephanie juga menorehkan prestasi pada bidang bowling, baik di ranah nasional maupun internasional. Prestasi yang diraihnya tidak lepas dari semangat Stephanie untuk terus berlatih. “Saya berlatih renang dengan mama semenjak masih kecil untuk melatih motoric saya. Saat usia delapan tahun, saya mulai berlatih dengan pelatih nasional. Setiap latihan, saya berenang sejauh 2.5km. Dalam satu minggu saya berlatih sebanyak empat kali. Saya juga barengi dengan fitness untuk menjaga stamina,” ungkap gadis yang mendapat Pengakuan Presiden Republik Indonesia sebagai orang muda yang mengadvokasi inklusi kepada masyarakat di tahun 2016. “Hidup itu hadiah dari Tuhan, maka berdoalah selalu pada-Nya. Hidup itu berusaha, maka jangan pernah menyerah. Together we can change the world,” tutur Stephanie.
Cerita selanjutnya datang dari sosok inspiratif Raynaldo Ginting yang menyampaikan, “Jangan sia-siakan hidup, karena hidup ini hanya sekali. Mari kita isi dengan hal yang berguna untuk diri dan sesame.” Pesan dari Raynaldo tersebut yang menjadi semangat untuk menebarkan karya misi pelayanan. Berawal dari kegundahan hatinya setelah menemukan fakta bahwa kurangnya pendidikan dan angka putus sekolah yang tinggi di kawasan pedalaman Borneo. Meski tangan kiri yang lumpuh karena kecelakaan beberapa tahun silam, namun keterbatasan tersebut tidak menghalangi Raynaldo Ginting dan rekan-rekan untuk mendirikan Rumah Baca.
Berbekal donasi buku ramah anak, Raynaldo Ginting dan tim Love Borneo memberikan pendidikan lewat literasi baca tulis. “Anak-anak di sana sangat senang kalau saya dan teman-teman datang membawa buku, mereka justru berebut untuk melihat dan membaca buku-buku itu,” ucap pria kelahiran 15 Maret 1981 ini. Selain itu Raynaldo Ginting juga aktif mengunjungi penjara untuk memberikan pelayanan ibadah dan motivasi kepada narapidana. Raynaldo juga membuka pintu rumah Love Borneo bagi eks narapidana dan mengajak mereka untuk berubah serta turut memberikan pelayanan bagi sesama.
Sharing dari Stephanie Handojo dan Raynaldo Ginting adalah inspirasi yang ingin dibagikan SMP Kristen Gloria 2 untuk tetap menyalakan semangat siswa. “Mari kita terus berjuang menjadi pahlawan yang berkarya. Mari kita bingkai potret karya pahlawan dalam diri kita,” ucap Mam Linda Buntoro, Kepala SMP Kristen Gloria 2. Adapun peringatan Hari Pahlawan dan Sumpah Pemuda juga dirayakan di jenjang Sekolah Kristen Gloria lainnya, mulai dari TK hingga SMA.