Sistem imun adalah sistem daya tahan tubuh terhadap serangan substansi asing yang terpapar ke tubuh kita. Substansi asing tersebut bisa berasal dari luar maupun dalam tubuh sendiri. Contoh subtansi asing yang berasal dari luar tubuh (eksogen) misalnya bakteri, virus, parasit, jamur, debu, dan serbuk sari. Sedangkan substansi asing dari dalam tubuh dapat berupa sel-sel mati atau sel-sel yang berubah bentuk dan fungsinya. Substansi-substansi asing tersebut disebut imunogen atau antigen.
Apabila imunogen terpapar ke tubuh kita, maka tubuh kita akan meresponnya dengan membentuk respon imun dari sistem imun. Sistem imun secara harfiah merupakan sistem pertahanan diri yang menguntungkan, tetapi dalam kondisi tertentu dapat menimbulkan keadaan yang merugikan.
Selain itu ada hal-hal yang dapat melemahkan sistem imun atau daya tahan tubuh seseorang, antara lain: penuaan, kurang gizi, penyakit, bahkan obat-obatan tertentu. Berikut ada beberapa cara alami yang bisa kita lakukan untuk menjaga sistem daya tahan tubuh :
- Istirahat yang cukup
Tidur yang cukup dapat membuat tubuh lebih kuat melawan paparan virus Corona. Orang dewasa membutuhkan waktu tidur sekitar 7–8 jam setiap harinya, sedangkan anak-anak memerlukan waktu tidur 10 jam atau lebih. Perlu diingat, bahwa tanpa tidur cukup dalam sehari, tubuh tidak akan bisa memproduksi sitokin ( protein peradangan) sehingga respon imun tubuh yang lain pun (antibodi spesifik virus dan Sel T yg bertugas menyerang dan menghancurkan sel pembawa virus) tak terbentuk.
- Rutin berolahraga
Dengan berolahraga sel darah putih bisa bersirkulasi lebih cepat, sehingga bisa lebih awal mendeteksi infeksi. Selain itu, olahraga juga bisa membantu mengeluarkan bakteri/ virus dari paru-paru dan saluran pernapasan. Bagaimana dengan intensitasnya ? Menurut anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Physical Activity and Adults, orang dewasa (18–64) harus melakukan setidaknya 150 menit aktivitas fisik aerobik intensitas sedang dalam satu minggu atau 75 menit aktivitas fisik aerobik intensitas tinggi dalam satu minggu. Namun, perlu di ingat, olahraga yang dilakukan secara teratur memiliki efek yang lebih baik terhadap sistem imun dibandingkan olahraga yang hanya sesekali. Jadi, sempatkanlah untuk berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari.
- Makan makanan bergizi seimbang
Konsumsi makanan yang kaya antioksidan seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman herbal dapat membantu tubuh melawan radikal bebas. Jika di dalam tubuh kita banyak terdapat radikal bebas, kerja sistem imun bisa terganggu dan kita jadi lebih mudah terkena infeksi. Selain itu, untuk menjaga imunitas tubuh, diperlukan juga asupan protein yang cukup. Perbanyak konsumsi daging tanpa lemak, kacang-kacangan, serta biji-bijian agar daya tahan tubuh kuat.
- Hindari atau jangan merokok
Kandungan Nikotin dalam rokok biasa maupun elektronik, baik pada perokok pasif maupun aktif, bisa meningkatkan kadar kortisol (hormon stres) yang menghambat pembentukan antibodi sel B dan respons antigen sel T (kelompok sel dalam sistem imun tubuh).
- Batasi Konsumsi Alkohol
Banyak orang mengatakan, jika banyak mengkonsumsi alkohol dalam tubuh dapat mematikan virus Covid-19. Akan tetapi, pada kenyataannya justru sebaliknya. Sebenarnya alkohol dengan kadar lebih dari 60 persen bisa membunuh virus, tetapi pada kadar tersebut dapat merusak sel tubuh kita sendiri. Jadi, penggunaannya hanya sebagai disinfektan pada permukaan benda mati saja.
- Kelola stres dengan baik
Stres yang berkepanjangan dapat meningkatkan produksi hormon kortisol. Kadar hormon kortisol yang tinggi dapat mengganggu kerja sistem imun dalam melawan infeksi. Stres bisa dikendalikan dengan hal yang sederhana. Misalnya dengan tidur cukup setiap harinya, melakukan hal-hal yang menyenangkan supaya tubuh dan pikiran kita rileks. Seperti mengerjakan hobi atau melakukan meditasi dan olahraga.
- Mengonsumsi suplemen penunjang daya tahan tubuh
- Vitamin C
Memperbaiki beberapa komponen dari parameter imunitas manusia, seperti aktivitas antimikroba dan sel NK, serta perbanyakan sel limfosit. Vitamin C membantu sel-sel imun untuk berpindah menuju tempat infeksi untuk membunuh mikroba. Pada saat yang sama vitamin C juga menjaga jaringan inang dari kerusakan yang berlebihan.
- Vitamin D
Berperan dalam mengatur perbanyakan sel T, mengontrol proses dan fungsi sel limfosit. Pada kasus kekurangan vitamin D, kadar sitokin pro peradangan meningkat sehingga mengurangi efektivitas respon imun terhadap infeksi secara signifikan. Kita bisa mendapatkan Vitamin D secara alami melalui paparan sinar mata hari pada jam 08.00-09.00 dengan intensitas waktu cukup 10-15 menit saja setiap kali Anda melakukan kegiatan tersebut.
- Vitamin E
Bersifat sebagai antioksidan yang mampu menetralkan molekul yang tidak stabil yang dapat merusak sel. Vitamin E dapat melindungi vitamin A dan beberapa lipid dari kerusakan.
- Zinc
Membantu banyak enzim, protein, dalam membentuk sel baru. Zinc juga melepaskan vitamin A dari penyimpanan di hati. Bila diminum dengan antioksidan, zinc dapat menghambat progresi degenerasi karena penuaan.
- Selenium
Bersifat sebagai antioksidan yang mampu menteralkan molekul yang tidak stabil yang dapat merusak sel. Sebagai selenoprotein, selenium dibutuhkan untuk membantu fungsi neutrofil, makrofag, sel NK, sel limfosit T. Kekurangan selenium menyebabkan meningkatnya peradangan yang mungkin disebabkan oleh kenaikan stres oksidatif.
Oleh dr. Fenny Tandjung