Flipped learning merupakan pendekatan inovatif yang semakin populer dalam dunia pendidikan, termasuk di tingkat sekolah dasar. Metode ini menekankan pembelajaran mandiri dimana siswa mempelajari materi dasar di rumah melalui video atau bacaan yang telah disiapkan. Selanjutnya, waktu di kelas dimanfaatkan untuk diskusi, pemecahan masalah, serta aktivitas interaktif lainnya. Pendekatan ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar secara mandiri di rumah, tetapi juga berpotensi meningkatkan kemampuan mereka dalam bertanggungjawab mengelola proses belajar secara efektif. Siswa dilatih untuk memahami materi sebelum pembelajaran di kelas dimulai.
Salah satu dampak positif dari flipped learning adalah siswa bertanggungjawab mengatur waktu belajar dengan lebih baik serta mempelajari materi secara mandiri dan mendalam. Mereka juga didorong untuk mencari sumber ajar tambahan ketika menghadapi kesulitan, sehingga keterampilan belajar secara mandiri pun semakin terasah. Pendekatan ini secara tidak langsung membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab dalam diri siswa, yang merupakan fondasi penting untuk membangun kemandirian belajar. Selain itu, flipped learning juga mendorong siswa untuk lebih proaktif dalam proses belajar, karena waktu di kelas lebih banyak digunakan untuk diskusi serta kegiatan praktis yang aplikatif.
Di SD Kristen Gloria Kupang Indah, flipped learning diterapkan dengan memanfaatkan media daring (online). Setiap akhir minggu efektif sekolah, siswa menerima materi pembelajaran untuk satu minggu ke depan melalui Microsoft Teams. Siswa secara aktif mengecek melalui akun Microsoft Teams masing-masing guna mempersiapkan diri sebelum pembelajaran dimulai. Dengan keterlibatan siswa yang lebih aktif dalam proses belajar, diharapkan mereka menjadi lebih termotivasi dan memiliki kepercayaan diri yang lebih besar dalam mengeksplorasi setiap materi yang diberikan.
Dampak jangka panjang dari penerapan flipped learning terhadap kemandirian belajar siswa sangat signifikan. Melalui pendekatan ini, siswa dibiasakan dengan pola pembelajaran yang menuntut inisiatif dan tanggung jawab individu. Ini adalah dua kualitas yang sangat berharga untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Dengan membangun kemandirian dan tanggung jawab belajar sejak usia sekolah dasar, siswa diharapkan dapat tumbuh menjadi individu yang siap menghadapi tantangan akademis yang lebih kompleks di masa depan, serta memiliki keterampilan yang esensial untuk mengatasi berbagai rintangan dalam kehidupan.